PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah organisasi internasional yang berperan menjaga perdamaian dunia, meningkatkan kerja sama antarnegara.
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB (United Nations/UN) merupakan organisasi internasional yang dibentuk setelah berakhirnya Perang Dunia II. Tujuan utamanya adalah mencegah terulangnya perang global dan menciptakan kerja sama antarnegara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, hingga kemanusiaan. Hingga kini, PBB menjadi simbol harapan bagi stabilitas dan perdamaian dunia.
Sejarah Berdirinya PBB
PBB didirikan pada 24 Oktober 1945 di San Francisco, Amerika Serikat, setelah 51 negara menandatangani Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Charter). Pembentukan organisasi ini merupakan respons terhadap kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB), pendahulunya yang tidak mampu mencegah pecahnya Perang Dunia II.
Negara-negara pendiri PBB sepakat untuk menciptakan lembaga baru yang lebih kuat dalam menjaga perdamaian dan memajukan kerja sama internasional. Indonesia sendiri bergabung dengan PBB pada 28 September 1950, dan sejak itu berperan aktif dalam berbagai kegiatan PBB, termasuk misi perdamaian dunia.
Tujuan dan Prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBB memiliki empat tujuan utama yang menjadi dasar seluruh kegiatannya, yaitu:
Menjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional
PBB berperan penting dalam mencegah konflik, mengirim pasukan penjaga perdamaian (peacekeepers), dan memfasilitasi perundingan antarnegara yang berseteru.
Mengembangkan Hubungan Persahabatan Antarbangsa
Melalui diplomasi dan kerja sama, PBB membantu memperkuat hubungan antarnegara berdasarkan prinsip kesetaraan dan penghormatan terhadap kedaulatan.
Meningkatkan Kesejahteraan dan Hak Asasi Manusia
PBB aktif memperjuangkan hak asasi manusia, menghapus kemiskinan, memperbaiki pendidikan, serta menanggulangi bencana dan kelaparan.
Menjadi Pusat Koordinasi Kerja Sama Internasional
Berbagai lembaga di bawah PBB menjadi penghubung antara negara maju dan berkembang untuk mencapai tujuan global bersama.
Struktur dan Lembaga di Bawah PBB
Untuk menjalankan tugasnya, PBB memiliki beberapa organ utama dan lembaga khusus yang bekerja di berbagai bidang.
Majelis Umum (General Assembly)
Merupakan forum utama tempat semua negara anggota berkumpul untuk membahas isu global. Setiap negara memiliki satu suara yang sama, tanpa memandang besar kecilnya negara tersebut.
Dewan Keamanan (Security Council)
Bertanggung jawab menjaga perdamaian dunia. Terdiri dari 15 anggota, lima di antaranya adalah anggota tetap dengan hak veto: Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Inggris, dan Prancis.
Sekretariat Jenderal (Secretariat)
Dipimpin oleh Sekretaris Jenderal, lembaga ini mengoordinasikan seluruh kegiatan administratif PBB. Saat ini, Sekjen PBB adalah António Guterres.
Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC)
Bertugas mengoordinasikan kerja sama ekonomi dan sosial antarnegara, termasuk dengan lembaga seperti WHO, UNESCO, dan UNICEF.
Mahkamah Internasional (International Court of Justice)
Berada di Den Haag, Belanda, lembaga ini menyelesaikan sengketa hukum antarnegara dan memberikan nasihat hukum kepada organ PBB lainnya.
Peran Organisasi di Dunia Modern
PBB tidak hanya berfungsi menjaga perdamaian, tetapi juga berperan penting dalam berbagai isu global modern.
1. Penanggulangan Krisis Kemanusiaan
PBB melalui lembaga seperti UNHCR dan WFP membantu jutaan pengungsi dan korban bencana alam di seluruh dunia.
2. Perjuangan Melawan Perubahan Iklim
Melalui program seperti COP (Conference of Parties) dan Agenda 2030, PBB mendorong negara-negara untuk menekan emisi karbon dan melestarikan lingkungan.
3. Misi Perdamaian Dunia
Pasukan perdamaian PBB (blue helmets) telah diterjunkan ke berbagai negara seperti Kongo, Lebanon, dan Sudan Selatan untuk menjaga stabilitas pascakonflik.
4. Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
PBB meluncurkan Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai panduan global untuk mengakhiri kemiskinan, menjaga bumi, dan memastikan kesejahteraan semua orang pada tahun 2030.
Tantangan yang Dihadapi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Meskipun memiliki pengaruh besar, PBB tidak lepas dari berbagai tantangan.
- Keterbatasan Dana: Banyak program PBB bergantung pada kontribusi sukarela negara anggota.
- Konflik Kepentingan Politik: Hak veto sering kali menghambat keputusan penting di Dewan Keamanan.
- Isu Efektivitas: Beberapa pihak menilai PBB lambat dalam merespons krisis global seperti perang atau pandemi.
Namun, terlepas dari keterbatasan tersebut, PBB tetap menjadi wadah penting untuk dialog dan solusi damai antarnegara.
Kesimpulan
Selama hampir delapan dekade, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menjadi fondasi utama dalam menjaga perdamaian, mempromosikan keadilan, dan mendorong pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia.











